SIFAT MURKA ALLAH

  •  Gerald Raynhart Stephen
  •  

Renungan Harian GKI Coyudan

Jumat, 9 Mei 2025

Bacaan: Wahyu 6:9-17


Sifat Murka Allah


Miris sekali ketika banyak orang Kristen yang justru menganggap kasih Tuhan hanya sebagai keuntungan semata. Seolah-olah kasih Tuhan adalah sebuah hal yang mutlak dari Tuhan untuk manusia. Bahkan banyak yang akhirnya menjadi orang Kristen yang hanya menekankan sifat kasih Tuhan dan menolak sifat-Nya yang lain dan seperti anti untuk mendengarnya. Ingatkah kita, siapakah kita ini? Ingatkah bahwa Allah bukan hanya kasih, tetapi juga bisa murka?


Dalam perikop yang kita baca dituliskan oleh Yohanes tentang penglihatan ketujuh materai yang dibuka. Dapat kita baca bahwa penglihatan itu terlihat begitu menyeramkan. Itu adalah sebuah penggambaran di zaman akhir. Dan dari penglihatan-penglihatan itu terlihat jelas murka Allah yang turun ke dunia. Jelas bahwa Allah bukan hanya penuh dengan kasih, tetapi Dia juga penuh dengan murka kepada manusia berdosa.


Lebih lagi ketika materai kelima dibuka, disitu nampak orang-orang yang dibunuh oleh karena Firman Tuhan, atau orang-orang yang mati martir karena membela kebenaran Firman Tuhan. Mereka berseru kepada Tuhan untuk membalaskan darah mereka kepada orang-orang yang membunuh mereka (ay.10). Tetapi Tuhan berkata kepada mereka untuk beristirahat dan menantikan penggenapan waktu yang ditentukan Tuhan. Sampai pada akhirnya Tuhan menumpahkan murka-Nya ke atas bumi ini.


Ketika materai keenam dibuka, Tuhan membuat bumi kacau balau. Gempa bumi yang dahsyat, matahari menjadi gelap dan bulan menjadi merah seperti darah, bintang-bintang berjatuhan, bahkan langit tergulung seperti gulungan kitab, dan lainnya (ay. 12-14). Ini menunjukkan kegeraman murka Tuhan yang tidak terbendung lagi. Lebih lagi disitu akan tersisa orang-orang yang "merdeka" atau orang-orang yang merasa dirinya bebas menentukan apa yang mereka kehendaki. Mereka itulah yang merasakan kengerian murka Tuhan sampai pada akhirnya memilih untuk mati diruntuhi oleh bebatuan daripada harus menghadap Allah yang murka itu (ay. 16).


Menarik bahwa Yohanes menggunakan kata "orang-orang merdeka (ay. 15)." Ini menunjukkan bahwa dalam dunia ini ada orang-orang yang merasa kemerdekaan itu adalah ketika mereka dapat menentukan dan melakukan apa yang mereka inginkan. Dan pernah saya sampaikan juga bahwa orang-orang yang seperti demikian adalah orang-orang yang berdosa. Mereka menganggap bahwa mereka benar dan Tuhan tidak lagi menjadi satndar moral tertinggi. Merasa diri lebih baik dan bahkan "layak" menerima kasih Tuhan.


Apakah kita tidak layak menerima kasih Tuhan? Tentu tidak layak. Sebab, kita adalah manusia berdosa. Sejauh apapun usaha kita hanya akan berakhir pada murka Allah. Maka dari itu, kasih yang diberikan Allah adalah sebuah anugerah, bukan karena kelayakan kita. Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk terus ingat bahwa kita adalah manusia berdosa yang hidup hanya karena anugerah Tuhan.


Allah bukan hanya kasih, tetapi juga murka. Ingatlah bahwa kita seharusnya menerima murka Allah, tetapi kasih-Nya yang besar itu menganugerahkan kita keselamatan. Jangan jadikan kasih Tuhan hanya sebagai keuntungan semata. Marilah hidup dalam kasih-Nya sambil terus takut dan tunduk akan Tuhan.


Pokok Doa:

1. Pergumulan studi dan pekerjaan remaja pemuda GKI Coyudan

2. Kondisi bangsa dan negara

3. Pergumulan jemaat yang sakit dan lanjut usia


Gerald Raynhart Stephen