MENABUR KEBAIKAN

  •  Sujud Swastoko
  •  


Markus 4:26-29

”Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” (ay.29)

Suatu ketika, seorang perempuan yang usianya sudah lanjut, terkejut ketika tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan rumahnya dan menurunkan kursi roda yang bagus. Kursi roda tersebut bisa digerakkan hanya dengan menggunakan semacam kendali di bagian samping. Tidak perlu harus memutar roda dengan tangan saat mau berjalan.

Perempuan itu merasa bahwa pengirim itu salah alamat. Karena dengan gajinya sebagai pensiunan guru SD, tidak akan mampu membeli kursi roda yang mewah tersebut. Tetapi ternyata itu tidak salah kirim. Seorang pria muda yang turun dari mobil menyalami dan menyapanya.

“Ibu lupa dengan saya ya? Saya Roni, murid ibu waktu di SD dulu,” katanya. Si Ibu berusaha mengingat-ingat muridnya yang bernama Roni, tetapi tetap tidak ingat. Pria itu kembali berkata, “Saya Roni, yang dulu kalau di sekolah suka berkelahi dan sering mbolos.” Oh, ibu itu kemudian ingat dengan Roni, murid paling nakal di sekolahnya sehingga sering dimarahi guru-guru.

“Dulu, hanya Ibu yang tidak memarahi saya. Ibu yang selalu menasehati saya untuk belajar demi meraih masa depan. Ibu yang terus memberi semangat kepada saya, sampai akhirnya saya sadar dan mulai belajar. Sekarang saya sudah memiliki perusahaan sendiri,” kata pria itu. 

Selama ini, pria tersebut berusaha mencari tahu dimana keberadaan ibu guru yang baik hati itu. Hingga akhirnya ia tahu gurunya masih hidup, namun tidak bisa berjalan karena kakinya lumpuh. Karena itulah, sebagai ucapan terima kasih, ia membawakan kursi roda yang terbaik bagi ibu guru tersebut.

Kebaikan yang ditanam seseorang tidak akan pernah sia-sia. Kebaikan yang ditaburkan ibu guru tadi, juga tidak akan sia-sia. Sebenarnya dia tidak memiliki pamrih atau mengharapkan balas budi dari muridnya tersebut. Keinginannya hanya satu, bisa menabur kebaikan sehingga menjadikan orang yang kelakuannya tidak baik, bisa menjadi baik.

Kebaikan yang ditabur pada saatnya akan tumbuh dan berbuah. Perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil Markus 4:26-29 memperlihatkan bagaimana seorang menaburkan benih di tanah kemudian ditinggal. Benih yang ditaburkan itu ternyata bertunas dan tumbuh, kemudian mulai mengeluarkan buah dalam bulir-bulirnya hingga penuh isinya, dan siap dipanen. Benih yang ditaburkan orang tadi tidak sia-sia, karena pada saatnya dia berbuah, dan orang itu memanennya.

Dalam kehidupan kita sebagai orang beriman, Tuhan Yesus telah memberikan teladan dalam melakukan kebaikan bagi orang-orang yang terpinggirkan dan berbeban berat. Bahkan Ia rela mengurbankan diri-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa. Maka, kita yang percaya kepada Yesus Kristus sehingga diselamatkan, tidak ada alasan lagi untuk tidak mengikuti teladan Tuhan Yesus, yaitu selalu berbuat baik tanpa pamrih. Dengan melakukan kebaikan, maka kita telah melakukan firman Tuhan. 

Kiranya kita terus dimampukan untuk menabur kebaikan dengan kasih sehingga semakin banyak orang yang merasakan kasih dan kebaikan, dan mereka bisa mengenal Tuhan Yesus sehingga hidupnya diselamatkan. Amin. 


 

Pokok Doa

1. Rencana Retreat Pengurus Badan Pelayanan Jemaat dan Majelis Jemaat di Griya Persada Kaliurang tgl. 23-24 Mei 2024.

2. Persidangan Majelis Jemaat (PMJ) GKI Coyudan nanti malam.

3. Keluarga yang sedang berduka diberikan kekuatan dan penghiburan oleh Tuhan.

4. Anggota jemaat yang sakit dan dalam pemulihan diberikan kekuatan, kesabaran, dan kesembuhan oleh Tuhan.


Sujud Swastoko