DITEGUHKAN, MESKI LEWAT LUKA

  •  Yohana Jessica
  •  

Renungan Warta, 27 April 2025


Diteguhkan, Meski Lewat Luka

Yohanes 20:19–31


♪ Kala nanti badai 'kan datang
Angin akan buat kau goyah
Maafkan, hidup memang
Ingin kau lebih kuat

 

Sedikit, demi sedikit

Engkau akan berteman pahit

Luapkanlah saja bila harus menangis

Anakku, ingatlah semua

Lelah tak akan tersia

Usah, kau takut pada keras dunia ♪

 

Sepenggal lirik lagu Selalu Ada di Nadimu (OST. Film Jumbo) menggambarkan realitas hidup yang tidak mudah—ada badai, rasa lelah, dan dunia yang terasa keras—seperti yang dialami para murid Yesus setelah penyaliban. Mereka terkurung dalam ketakutan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara batin.


Namun, Yesus yang bangkit tidak membiarkan mereka tetap dalam ketakutan. Ia menembus ruang yang terkunci, membawa damai, menunjukkan luka-Nya sebagai bukti kasih, dan memulihkan iman mereka—termasuk Thomas yang sempat ragu. Inilah keindahan kebangkitan: bukan sekadar kemenangan atas maut, tetapi kasih yang hadir dan menyapa secara personal, bahkan lewat luka.


Dari perjumpaan yang memulihkan itu, para murid diutus untuk melanjutkan karya-Nya di dunia. Ini berarti, kebangkitan Yesus bukan hanya untuk dirayakan, tetapi untuk diwartakan. Kita yang lemah dan ragu ini dipercayakan menjadi saksi: saksi dari kasih yang sabar terhadap keraguan. Saksi dari damai yang hadir dalam ketakutan. Saksi dari kebangkitan yang memberi harapan.


Kita mungkin akan “berteman pahit,” lelah oleh tantangan hidup. Namun kasih Tuhan tidak akan membiarkan lelah itu sia-sia. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang menyertai. Karena penyertaan-Nya itu, kita dimampukan untuk menjadi saksi-Nya yang teguh—meski badai datang, meski angin menggoyahkan.



(Sdri. Yohana Jessica. M.Fil)