PERTOLONGAN TUHAN TEPAT!
Renungan Warta, 19 Januari 2025
PERTOLONGAN TUHAN TEPAT!
Yesaya 62: 1-5, Yohanes 2:1-11
Memasuki minggu Epifani (penampakan Tuhan) kedua saat ini, tema minggu ini mengajak kita untuk merefleksikan pertanyaan berikut ini “Apakah Tuhan akan selalu memberikan pertolongan yang tepat atas segala situasi yang saya hadapi?” “Bagaimana cara agar pertolongan Tuhan itu dapat segera nyata adanya?”
Setiap pribadi dapat menjawab dua pertanyaan itu dengan jawaban yang berbeda. Mengapa demikian? karena situasi masalah yang dihadapi juga berbeda-beda. Ada yang yakin bahwa pertolongan Allah itu tepat, tapi juga ada yang ragu akan hal itu. Ada yang kecewa, karena pertolongan Tuhan tidak sesuai waktu yang kita harapkan. Ada pula yang semakin tersesat, karena mencari jawaban sendiri tanpa lagi melibatkan hikmat dari Tuhan.
Nabi Yesaya mengingatkan bahwa Tuhan tidak bisa berdiam diri melihat hidup yang porak poranda, terlebih lagi ketika menimpa umat-Nya. "Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang..." (ayat 1). Tuhan menunjukkan diri sebagai pribadi yang aktif bekerja untuk umat-Nya. Tuhan tidak duduk diam sebagai penonton, mengawasi manusia dan menikmati penderitaan dunia. Selama masa pembuangan, keadaan umat menjadi berantakan. Mereka meyakini bahwa Tuhan meninggalkan dan tidak lagi peduli terhadap mereka. Yesaya mengingatkan bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan mereka. “Engkau akan disebut dengan nama baru, menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, engkau tidak akan disebut “yang ditinggalkan.” Demikianlah janji Tuhan.
Pertolongan Tuhan semakin nyata dalam Kristus yang sudah hadir dan selalu hadir dalam kehidupan kita melalui Roh Kudus. Seperti mukjizat Kristus di Kana, air basuhan itu dapat diubahkan menjadi anggur yang paling manis. Sesuai waktu dan kehendak-Nya. Maria, ibu-Nya meskipun punya otoritas sebagai orang tua, Ia tidak memaksakan kehendaknya. Maka mari kita belajar untuk tetap berharap dan memohon pertolongan Tuhan, sekaligus belajar untuk berserah pada kehendak Tuhan yang akan memberi pertolongan tepat dan mengubahkan kehidupan kita. Ketika masalah itu telah berlalu, maka kita dipulihkan dari kehancuran, serta ditumbuhkan kembali untuk semakin berpengharapan dan memberikan kita identitas baru sebagai umat yang dikasihiNya.
( Askaria Thiaristy)