MENENG AGAR WENING

  •  Daniel Kristanto Gunawan
  •  

Bacaan: Markus 16:31


Beberapa waktu lalu, saya kunjung ke sebuah taman doa. Di sana ada tulisan berbahasa jawa yang menarik hati “ajar meneng agar wening, dunung, dan meneng.” Saya cari tahu apa artinya, ternyata begini “belajar hening agar jernih, terarah, dan menang.” sebuah nasihat yang amat relevan di zaman yang serba sibuk dan bising ini. Bahkan saking sibuknya, doa pun menjadi salah satu agenda yang disisip-sisipkan. 

Hening itu bukan hanya soal diam tanpa suara. Dalam tradisi spiritual Kristen, hening itu menjadi suatu momen dimana kita menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita sehari-hari. Hening menyangkut sikap batin untuk mendengarkan, menyimak, dan memperhatikan tentang diri kita, hati kita, pemikiran kita, hidup kita, relasi kita dengan Tuhan dan sesama.  Hening juga menjadi momen bagi kita untuk menemukan perjumpaan batin dengan Tuhan dalam hati. 

Yesus selalu menyediakan waktu untuk hening di tengah kesibukan pelayanan-Nya. Ini berarti hening juga sama pentingnya dengan pelayanan.  Hening membuat Yesus semakin jernih dengan hidup-Nya dan relasi bersama murid-murid-Nya. Dia tidak membiarkan diri-Nya hanyut dalam kesibukan pelayanan. Kristus tahu kapan harus hening dan beristirahat.

Di era modern ini, kita sulit hening dan istirahat. Kalaupun ada waktu, kita akan sibuk dengan telepon genggam masing-masing. Mari belajarlah hening, istirahatkan diri dari segala perangkat gawai untuk sementara. Nikmatilah masa hening itu bersama Tuhan. Alamilah perjumpaan batin dengan Tuhan agar hidup kita semakin jernih, terarah, dan menang.

Pokok doa

1. Perdamaian dunia

2. ⁠Situasi penanganan bencana gunung merapi di sulawesi