KEHENDAK ALLAH ATAU KEHENDAK KU?

  •  Lucas Adhitya Aryanto Sudarmadi
  •  

Kejadian 22:15–17

Kisah Abraham adalah kisah perjalanan iman yang menarik sekaligus menegangkan, di mana Tuhan berjanji kepada Abraham akan menjadikannya sebuah bangsa yang besar, namun kenyataannya Abraham tidak memiliki keturunan sampai pada usia tuanya. Hingga 25 tahun masa penantian hadirnya janji Tuhan akan keturunan, itulah hadirnya Ishak. Sebuah penantian yang penuh air mata, bukan perkara yang mudah dan tergenapi dengan cara yang ajaib di usia Abraham dan Sarah yang sudah sangat tua.  

Dan setelah Abraham dan Sarah menerima kehadiran Ishak dalam hidup mereka, Abraham diperhadapkan pada ujian ketaatan yang begitu berat, yaitu untuk mengorbankan anak yang dikasihinya itu; menyembelih anaknya untuk dipersembahkan kepada Tuhan ! atau menentang Tuhan demi anak yang dikasihi dan dinantikannya. Namun kesaksian Alkitab menceritakan bagaimana Abraham memilih meresponi perintah Allah dengan jalan ketaatan. 

Pagi-pagi Abraham membawa Ishak anaknya pergi ke tempat yang Tuhan tunjukkan untuk bersiap mempersembahkan anaknya, dan ketika Allah melihat hati Abraham yang begitu taat, Allah melarang Abraham menyembelih Ishak dan kembali menjanjikan berkat bagi Abraham, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di laut. 

Saudara yang dikasihi Tuhan, terkadang ada banyak hal dalam hidup ini yang membuat kita harus memilih antara kehendak Tuhan atau kehendak diri sendiri. Antara mengorbankan ego kita untuk menuruti kehendak Tuhan atau memilih mengorbankan kehendak Tuhan demi menuruti keinginan hati kita sendiri. Seringkali kita lebih memilih kehendak kita sendiri oleh karena kita takut kehilangan sesuatu yang kita pandang berharga, yang kita kasihi dan inginkan. 

Belajarlah dari kisah Abraham yang mau hidup dalam ketaatan penuh kepada Tuhan; dan dari sana kita melihat bagaimana Allah berkenan atas ketaatan umat-Nya. Ketika kita memilih taat pada kehendak Allah, disitulah kita akan diberkati, dan percayalah bahwa kehendak Allah jauh pasti lebih baik, karena Allah mengasihi kita dan IA mengetahui segala jalan hidup kita. Dan untuk taat pada perintah Allah itulah kita harus sadar bahwa kita ibarat orang asing di dunia ini, kita perlu pemandu untuk dapat berjalan di jalan yang benar dan perlu petunjuk agar kita tidak tersesat.

Ketaatan perlu perjuangan, proses pembelajaran seumur hidup kita. Ketaatan butuh hati yang percaya kepada Tuhan ! Ketaatan membutuhkan kerendahan hati untuk mengakui bahwa Tuhan jauh lebih mengerti segalanya ketimbang diri kita. Seperti Abraham yang percaya pada perkataan Allah, Abraham sadar bahwa Allah yang berkusa atas segalanya, dan iman serta ketaatan Abraham tidak menjadi sia-sia.

Sesuatu yang lebih baik dan lebih indah telah Tuhan sediakan bagi kita yang memilih untuk hidup dalam ketaatan pada kehendak Allah ketimbang pada jalan pikiran kita sendiri, amin. 

Pokok Doa :
1.    Berdoa untuk panitia bulan Misi GKI Coyudan (kelancaran kegiatan bulan misi).
2.    Memohonkan hikmat Tuhan agar kita terus mawas diri.

Pdt. Lucas Adhitya Aryanto Sudarmadi