TUHAN ATAU TERAFIM?

  •  Daniel Kristanto Gunawan
  •  


Zakharia 10:1-2

”(1) Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikan-Nya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.  (2) Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala”

Allah adalah Allah yang pecemburu. Dia menginkan kesetiaan umat pada perjanjian yang dibuat umat dengan Allah.  Tetapi yang sering terjadi adalah umat mengkhianati Allah. Kesetiaan Allah tidak pernah gagal, kita lah yang sering meninggalkan-Nya, dan berpaling pada apa yang lebih menarik dan memudahkan kita. Zakharia kembali menegaskan siapa Tuhan bagi umat-Nya. 

Ayat pertama dimulai dengan seruan kepada umat untuk meminta hujan kepada Tuhan. Pasalnya, Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras (1). Tuhan juga yang memberikan kekeringan sebagai hukuman bagi umat yang melanggar perjanjian-Nya. Musa sudah memperingatkan hal ini seperti tertulis dalam Imamat 26:19 dan Ulangan 28:23. Secara tersirat, Tuhan meminta umat-Nya untuk bertobat serta meminta pengampunan-Nya. Jika mereka berbalik kepada Tuhan, Ia akan menurunkan hujan lebat dan tumbuh-tumbuhan pun akan tumbuh kembali di padang (1b).

Zakharia kembali mengingatkan umat tentang kesia-siaan saat berpaling dari Tuhan kepada terafim,  yaitu patung berhala rumah (lih. Kej. 31:19). Mereka juga datang kepada juru-juru tenung untuk mendapatkan penglihatan dan mimpi. Padahal, itu merupakan kekejian bagi Tuhan (Ul. 18:10-12). Oleh sebab itulah, Dia menghukum umat-Nya dengan memberikan kekeringan sehingga mereka tercerai-berai seperti domba yang tidak bergembala.

Saudara terkasih, Mari kita renungkan, Apakah masih ada “terafim-terafim” dalam kehidupan kita? Terafim atau berhala itu bisa saja berwujud kekuasaan, uang, atau mungkin juga hawa nafsu kita? Jika masih ada, mari segera berbalik pada Tuhan. Penyembahan berhala adalah suatu kekejian di hadapan Tuhan. Membuat Tuhan marah. Namun, Tuhan Allah kita juga penyayang dan pengasih. Dia akan mengampuni pelanggaran, kesalahan, dan dosa ketika umat bertobat. 

Mari kita minta hikmat dan kekuatan untuk tidak menyembah berhala apa pun selain hanya kepada Tuhan Allah kita. Amin

Doa syafaat:
1. Persiapan Natal 2023
2. Berdoa bagi mereka yang undur iman

Pdt.Daniel K Gunawan