TIDAK GRUSA GRUSU
Rut 3:1-9
Dua janda Naomi dan Rut harus berjuang hidup di Israel. Setelah Rut berinisiatif memenuhi kebutuhan pangan dirinya dan mertuanya (Rut 2:2), Naomi kemudian berinisiatif mencarikan "tempat perlindungan" bagi Rut (1-5). Maksudnya adalah kehidupan yang lebih baik bagi Rut, yakni agar memiliki suami kembali. Naomi mengusulkan untuk menjadi calon suami Rut adalah Boas, sebagai Penebus.
Dalam Israel ada tradisi tentang penebus untuk janda dalam silsilah keluarga. Penebus bertanggung jawab dalam hal menebus sanak saudara yang dibelenggu perbudakan (Im. 25:48). Ia juga bertanggung jawab menuntut balas atas hutang darah dalam kasus pembunuhan keluarganya (Bil. 35:19). Ia pun bertanggung jawab membeli tanah keluarga yang telah dijual (Im. 25:25). Selain itu, ia bertanggung jawab mempertahankan nama keluarga dengan menikahi janda sanak saudara yang tidak memiliki anak (Ul. 25:5-10). Jadi si penebus bertanggung jawab untuk menjamin nama, harta, dan keturunan keluarganya.
Karena Boas adalah keluarga Elimelekh (suami Naomi) maka dialah yang bertugas sebagai penebus. Jika Boas tidak menjalankan tugas ini, nama Elimelekh akan lenyap. Maka Naomi memberikan instruksi agar Rut pergi ke tempat Boas pada malam hari. Setelah Boas tidur, Rut harus menyingkapkan selimut dari kaki Boas dan berbaring di sana (4). Jangan salah sangka. Ini sama sekali bukan tindakan amoral/tidak pantas. Ini adalah sebuah tindakan simbolik untuk meminta perlindungan Boas sebagai suaminya.
Hasilnya? Boas berjanji untuk menikahi Rut jika seorang penebus yang memiliki hubungan lebih dekat dengan Elimelekh memilih untuk tidak mengambil haknya (ayat 13). Ternyata walaupun Boas memiliki keinginan untuk menikahi Rut, tetapi ia tidak ingin bertindak gegabah dan menyalahi hukum Taurat. Kepatuhan Boas terhadap hukum Allah memperlihatkan ketaatannya kepada Allah.
Tindakan Boas ini memberi inspirasi untuk kita agar tidak grusa grusu atau sembarangan dalam mengambil keputusan, baik dalam hal pernikahan maupun dalam relasi dengan sesama. Alasan kita bertindak janganlah semata-mata karena hasrat yang ingin segera terpenuhi. Sebab kita harus mempertimbangkan apakah sudah sesuai dengan aturan dalam firman Tuhan.
Pokok Doa Pribadi:
Meminta hikmat dari Tuhan dalam mengambil setiap keputusan dalam kehidupan ini