TEGUH DALAM IMAN (1)

  •  Sujud Swastoko
  •  


Ibrani 4:14-16

”Jadi, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita berpegang teguh pada pengakuan iman kita.” (ay.14)

Ada sebuah pertanyaan yang patut direnungkan: Mengapa Saudara masih beriman kepada Yesus Kristus? Kadang kita tidak bisa segera menjawab pertanyaan tersebut karena butuh alasan yang tepat untuk menjawabnya. Bahkan, kadang kita kesulitan untuk menjawabnya.

Bisa jadi selama ini kita hanya latah, yaitu sebagai orang Kristen maka ya harus beriman kepada Yesus Kristus tanpa memikirkan alasannya. Atau memang kita benar-benar memahami bahwa memang hanya dengan beriman kepada Yesus Kristuslah, hidup kita diubahkan dan kita menerima anugerah keselamatan.

Sebenarnya pengakuan iman merupakan pernyataan atau ikrar kepercayaan kita terhadap Allah Trinitas, yaitu Allah Bapa, Anak (Putra), dan Roh Kudus. Pengakuan iman ini kita ikrarkan setiap Minggu saat ibadah. Pengakuan iman tersebut tentu bukan hanya berhenti di ucapan atau ikrar, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan ini, yaitu hidup sesuai dengan firman Tuhan.

Surat Ibrani menegaskan agar kita tetap berpegang teguh pada pengakuan iman kita, karena kita mempunyai Imam Besar Agung, yaitu Yesus Kristus, Anak Allah. Yesus menjadi jaminan dalam kehidupan orang percaya karena Ia sendiri turut merasakan kelemahan-kelemahan manusia. Ia telah dicobai dalam segala hal, namun Ia tidak berbuat dosa.

Oleh karena itulau, sebagai Imam Besar Agung, Yesus telah menjadi perantara kepada Bapa, dengan menjadikan diri-Nya kurban bagi penebusan dosa manusia. Kematian dan kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Yesus Kristus telah menang dan berkuasa atas maut. Dengan demikian maka tidak salah jika kita terus memegang pengakuan iman kita karena memang Yesus Kristus adalah Juruselamat kita.

Dengan keyakinan iman seperti itu, maka hidup kita juga harus berpadanan dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, karena yang disebut murid-Nya adalah mereka yang melakukan kehendak Allah. Hidup kita harus benar-benar mengutamakan Kristus, dengan menjaga kekudusan dan hidup dalam kasih.

Masa Pra-Paska ini menjadi refleksi bagi kita untuk menyadari, betapa kasih Tuhan begitu besar kepada kita, sehingga kita juga harus siap menderita di dunia ini karena kita berpihak dan hidup dalam kebenaran Kristus. Kiranya Roh Kudus menolong kita agar kita tetap memiliki iman yang teguh dalam Kristus. Amin.

Pokok Doa
1. Jemaat yang sakit dan memiliki persoalan berat.
2. Kegiatan masa Pra-Paska.
3. Persiapan ibadah Minggu

Sujud Swastoko