TAKUTLAH KEPADA TUHAN

  •  Anthon Karundeng
  •  

 

1 Samuel 15 : 22 - 31

"Berkatalah Saul kepada Samuel : "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah Tuhan dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN".
1 Samuel 15:24-25

Raja Saul telah diperintahkan Tuhan melalui Samuel untuk menumpas habis bangsa Amalek. Raja dan seluruh rakyatnya termasuk ternak2nya. Sebab bangsa Amalek telah meng-halang2i orang Israel dalam perjalanan mereka dari Mesir menuju tanah yang dijanjikan yaitu tanah Kanaan. Itu adalah hukuman Tuhan atas dosa mereka. Tuhan memerintahkan untuk menumpas habis. Tetapi atas desakan rakyatnya, Saul membiarkan raja Agag hidup dan menyisakan kambing domba dan lembu2 yang terbaik untuk dijadikan korban dalam ibadah mereka kepada Tuhan di Gilgal. (lihat ay.21). 
Perbuatan mereka itu menyakiti hati Tuhan. Tuhan tidak berkenan. Oleh sebab itu, Tuhan menyatakan bahwa Dia telah menolak Saul sebagai raja, karena Saul lebih takut kepada manusia daripada kepada Tuhan.

Mendengar teguran dan pesan Tuhan melalui Samuel,  Saul mengakui dosanya. Saul mengakui dosanya tapi tidak menyesalinya. Ia tidak bertobat. Baginya penghormatan dari manusia lebih penting. Karena itulah ia mendesak Samuel untuk tetap mendampinginya, agar para tua-tua dan umat Israel tetap loyal dan menghormatinya sebagai raja, seperti yang ia nyatakan di nas kita (24-25).
Saul lebih takut kepada manusia dari pada takut kepada Tuhan. Saul takut kehilangan penghormatan dan sanjungan manusia dari pada taat kepada Tuhan. Itu sebabnya Samuel sebagai hamba Tuhan meninggalkan Saul. Samuel berkata :"Aku tidak akan kembali ber-sama2 dengan engkau, sebab engkau telah menolak Firman Tuhan; sebab itu Tuhan telah menolak engkau sebagai raja atas Israel".(26).

Tidak seorangpun manusia yang tidak berbuat salah. Semua orang pasti pernah melakukan dosa atau kesalahan. Namun ketika manusia itu menyadari kesalahannya, maka timbul berbagai sikap meresponi kesalahannya. Ada yang mencari kambing hitam dan menyalahkan orang lain untuk membenarkan dirinya. Ada yang menyesali diri, frustrasi dan mengakhiri hidup seperti Yudas Iskariot. Ada yang mengakui kesalahan tapi tidak bertobat seperti Saul. Tetapi ada yang menyadari kesalahan, lalu mengakui dengan jujur kesalahannya dan bertobat. Sikap inilah sesungguhnya yang terbaik.

Kiranya kita tidak mengikuti jejak dan cara Yudas Iskariot dan Saul saat melakukan kesalahan dan dosa, melainkan dengan tulus mengakui, bertobat dan berpaling kepada Tuhan. Janganlah takut kepada manusia bila kita melakukan hal yang benar. Takut dan setialah kepada Tuhan. Amin.

Doa Pribadi :
- Berdoa untuk panitia Paskah dan kegiatan2 yg sedang dan akan dilaksanakan.
-Berdoa untuk orang2 sakit, yg berduka.