SALAH MEMIKUL SALIB

  •  Bobby Widya Ardianto
  •  

Matius 10: 38

“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.”

 

Beberapa tahun lalu, seseorang yang menjadi tersangka kasus korupsi pernah berkelakar di media, “... tetapi sebagai orang Kristen, ini adalah Salib yang harus saya pikul.” Bagi saya, pernyataan orang ini menjadi “menarik”. Menarik karena ada banyak orang telah salah memahami arti kata ini. Segala hal buruk yang terjadi pada dirinya, termasuk segala konsekuensi atas dosa yang diperbuatnya, selalu dikaitkan dengan memikul salib. Tidak berhenti sampai di situ. Kepercayaan diri seseorang atas klaim tersebut menjadi meningkat karena ia merasa Tuhan ada di pihaknya, Tuhan tidak tinggal diam dan akan menunjukkan keadilan-Nya. Sebenarnya, apa makna dari memikul salib dan keadilan Tuhan?

Ucapan Yesus ini terjadi jauh sebelum peristiwa kematian-Nya. Salib menjadi lambang hukuman dan penderitaan. Yesus sedang mengajarkan kepada kedua belas murid bahwa perjalanan iman kita sebagai seorang murid membutuhkan komitmen besar. Ia tidak sedang menawarkan kenyamanan. Para murid akan menghadapi ketidakadilan atas kebenaran yang dilakukannya.

Keadilan Tuhan yang terpampang dalam kitab suci memiliki dimensi misterius yang tidak mampu dijangkau manusia. Jargon-jargon di seputar kemenangan iman telah membanjiri pikiran kita. Intisari jargon tersebut ada dalam Alkitab, namun kita bisa salah memahami konteksnya. “Menang atas segala perkara”, “Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita”, “Tuhan Pembelaku”.

  • Musa tak pernah masuk ke tanah perjanjian meskipun ia telah berjibaku membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
  • Elia mengalami depresi berat setelah melawan 400 nabi Baal. Ia ketakutan setengah mati setelah Ratu Izebel menjadikannya “The Most Wanted Person” atau orang paling dicari di seluruh tanah Israel.
  • Petrus memilih untuk menjalani hukuman mati dengan di salib secara terbalik, karena merasa tidak layak mati dengan cara yang sama seperti Kristus.

Kita tidak pernah mengetahui lika liku seperti apa yang harus kita lewati dalam perjalanan ziarah iman ini. Salib seperti apa yang harus kita pikul. Tetapi, kebenaran inilah yang dapat kita pegang:

<!-- [if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Kita tidak bisa menyamakan pikul salib dengan konsekuensi dari dosa yang kita perbuat.

<!-- [if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Memikul salib berarti menanggung segala hal karena kebenaran. Dan kebenaran itu harus selaras serta didasari oleh firman Tuhan.

<!-- [if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Keadilan Tuhan tak bisa diartikan sama dengan kemenangan atas segala sesuatu. Di dalam ketidakmengertian, kita memilih untuk taat dan tetap percaya pada-Nya. Tuhan membela kita saat kita terus hidup dalam kebenaran-Nya.

<!-- [if !supportLists]-->4.       <!--[endif]-->Kemenangan iman berarti memilih untuk tetap berjalan bersama Kristus, memercayai penyertaan-Nya, sekalipun berat untuk ditanggung.

Semoga kita semua menjadi murid Kristus yang setia, memikul salib, dan hidup dalam kebenaran-Nya.