PERCAYALAH
Bacaan: Yohanes 7:1-9
Percaya menuntut sebuah ketaatan. Karena sebuah rasa percaya yang tidak disertai ketaatan, dapatkah tetap dikatakan "percaya"? Demikian juga rasa percaya kepada Tuhan perlu disertai dengan ketaatan kepada pribadi Tuhan dan juga perintah-perintah-Nya.
Rasul Yohanes menulis dalam Injilnya tentang respon Yesus yang menanggapi saudara-saudara-Nya yang memerintahkan Yesus untuk tampil di depan orang banyak agar semakin banyak yang percaya. Sementara Yohanes sudah menulis bahwa ternyata saudara-saudara Yesus pun tidak percaya kepada-Nya (ay. 5). Jadi jelas bahwa apa yang diminta oleh saudara-saudara Yesus adalah keinginan untuk membuktikan siapakah Yesus sebenarnya. Tetapi rupanya jawaban Yesus tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh saudara-saudara Yesus. Mereka mungkin beranggapan bahwa Yesus akan muncul ditengah orang banyak dan membuktikan diri-Nya dengan mujizat-mujizat yang besar dan ajaib.
Apalagi pada waktu itu sedang ada sebuah hari raya besar bagi orang Yahudi, yaitu hari raya pondok daun. Dengan adanya hari raya ini banyak orang Yahudi yang berkumpul, bahkan orang-orang Yahudi yang berada di luar kota pun kemudian berkumpul untuk merayakan hari tersebut. Sebenarnya ini adalah sebuah kesempatan bagi Yesus untuk menunjukkan siapa diri-Nya dan membuat lebih banyak orang datang dan percaya kepada-Nya. Tetapi Yesus berkata bahwa "waktu-Ku belum tiba (ay. 6)." Sebuah respon yang mungkin sering juga kita dengarkan dari Yesus.
Apakah sebenarnya makna dari perkataan Yesus ini? Kita tahu bahwa Yesus adalah manusia yang di dalam diri-Nya memiliki perasaan-perasaan manusiawi. Maka dari itu beberapa orang mungkin berfikir bahwa jangan-jangan Yesus takut dengan orang Yahudi yang berusaha membunuh Dia (ay. 1). Tetapi sebenarnya Yesus dari awal pun sudah tahu bahwa Ia mengemban sebuah tugas dari Bapa untuk menyelamatkan dunia dan akan mengalami kematian. Sehingga jawaban yang benar bukanlah perasaan takut, melainkan Yesus tahu kapan waktu-Nya akan tiba bagi-Nya untuk mati sesuai dengan kehendak sang Bapa. Semua itu dilakukan oleh Yesus tentu karena Ia percaya kepada Bapa-Nya.
Dapat kita perhatikan ketika saudara-saudara Yesus tidak percaya mereka memerintahkan Yesus untuk membuktikan diri-Nya dihadapan orang banyak. Sedangkan Yesus menunjukkan rasa percaya-Nya dengan ketaatan penuh kepada kehendak dan waktu Bapa. Yesus ingin meneladankan sebuah rasa percaya yang sejati, yaitu percaya yang diikuti dengan ketaatan. Bukan lagi menantikan bukti melainkan menanti waktu yang tepat dari sang Bapa.
Maka dari itu marilah kita bersama-sama belajar untuk percaya seperti teladan Yesus. Percaya dengan penuh ketaatan kepada Bapa. Menantikan segala sesuatu yang kita percayakan kepada Bapa agar terjadi sesuai dengan waktu-Nya. Percaya juga bukan hanya karena kita melihat bukti yang nyata, melainkan tetap setia sekalipun kita tidak dapat melihat mujizat mujizat yang besar.
Pokok Doa:
1. Pergumulan studi dan pekerjaan remaja pemuda GKI Coyudan
2. Rangkaian bulan Anak
3. Pergumulan jemaat yang sakit dan lanjut usia