MENYEMBAH TUHAN
Yesaya 25:1
“Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.”
Menyembah Tuhan tidak hanya terbatas pada nyanyian atau sikap di ibadah, melainkan dalam kehidupan sehari-hari.
Maka Bagaimana kita dapat menyembah Tuhan dalam keseharian?
Allah itu dekat dalam keseharian kita, demikian kata Tish Warren, seorang pendeta gereja Anglikan dalam bukunya liturgi sehari-sehari. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya dalam setiap aktifitas kegiatan kita mulai dari bangun tidur, makan, berdebat dengan keluarga, sampai terjebak dalam kemacetan menjadi pengingat kita tentang Allah. Saat kita tidur dan bangun kita mengingat pemeliharan dan penjagaan Allah. Saat makan kita mengingat Allah yang memelihara dalam kecukupan, saat berdebat kita mengingat Allah yang mengajak kita menjadi pendamai, dan saat terjebak kemacetan kita mengingat untuk sabar pada keadaan dan percaya pada waktu Allah.
Saat kita merenungkan siapa Tuhan dan bagaimana karya-Nya dalam hidup. Saat kita menaikan syukur dalam hati, atau bahkan kita mengaggumi keagungan Tuhan dalam ciptaan. Itu berarti kita dapat menyembah Allah dalam keseharian.
Nabi Yesaya menyembah Tuhan dengan mengingat kebaikan dan rancangan Tuhan yang ajaib. Ini cara Yesaya untuk menyembah Tuhan. Kita pun juga dapat demikian. Dengan mengingat Allah dalam keseharian hidup kita, sesungguhnya kita sedang menyembahNya.
Pokok Doa:
1. Lansia di hari tua agar terus terpelihara oleh kasih setia Tuhan dan terjalin relasi yg baik dengan keluarga.
2. Para hamba Tuhan agar tetap menjaga hati untuk terarah pada Tuhan dan setia dalam panggilan.
Pdt. Daniel K. Gunawan