MENDENGARKAN
1 Samuel 3: 10
Dengar Dia panggil nama saya
Dengar Dia panggil namamu
Dengan Dia panggil nama saya
Juga Dia panggil namamu
………………
Sepenggal lagu sekolah minggu ini tentu menjadi tidak asing di telinga kita. Lirik lagu ini merupakan ajakan untuk mendengar suara Tuhan yang memanggil nama kita. Tentu suara yang memanggil bisa dalam volume keras atau pelan, namun apa pun volumenya ternyata membutuhkan kepekaan untuk mengetahui Dia yang memanggil. Samuel peka mendengar suara yang memanggil namanya, sekalipun ia mengira itu adalah suara Eli. Samuel yang masih muda belia mendengar namaNya dipanggil sebanyak 3 kali dan Eli sadar bahwa yang memanggil Samuel adalah suara Tuhan. Sehingga Eli mengajarkan Samuel untuk menjawab kalau Tuhan memanggilnya lagi. Dan ketika Samuel mendengar suara Tuhan itu ia menjawab, “Bicaralah, TUHAN, hamba-Mu mendengarkan.” (1 Samuel 10 – BIMK).
Kepekaan Samuel menjadi refleksi, adakah kita peka mendengar suara Tuhan di tengah hiruk pikuk dan bisingnya bahkan sibuknya kehidupan kita? Allah akan senantiasa berbicara pada kita dengan berbagai cara atau pun media tanpa henti. Kepekaan Samuel mendengar suara Tuhan yang menolongnya ketika harus menyuarakan kembali pesan Tuhan kepada dirinya. Dan cara Samuel menjawab suara Tuhan menunjukkan ia membuka hati dan kesediaan memberi ruang untuk Tuhan yang berbicara pada-nya adalah modal yang harus diciptakan dan dijaga terus menerus.
Kepekaan menjadi orang yang dipanggil, keterbukaan hati, dan kesediaan ruang untuk mendengar panggilan atau suara menjadi landasan bagi orang dewasa yang hidup bersama dengan anak-anak. Kesibukan diri dan pengajaran materi sebagai dalih mencukupkan keluarga bisa mengaburkan suara anak-anak yang memanggil. Maka menjadi orang tua yang mendengarkan dengan kepekaan hati adalah sebuah panggilan terus menerus yang harus dilatih dan diolah. Siapkan telinga dan hati untuk mendengar suara yang berseru atas hidup kita.
(Sdri. Askaria Tiaristhy Rantung)