MEMAKAN FIRMAN TUHAN

  •  Lucas Adhitya Aryanto Sudarmadi
  •  

Bacaan: Wahyu 10: 8-11

Penulis surat Wahyu, yaitu Yohanes salah seorang murid Tuhan Yesus dan seorang rasul Tuhan yang setia adalah seorang yang juga jujur dan tulus dalam menyampaikan firman Tuhan. Melalui pengalaman pengelihatan luar biasa di pulau Patmos tempat ia diasingkan, di sanalah Yohanes menuliskan kitab Wahyu yang penuh dengan simbol-simbol dan sekaligus kaya dengan kebenaran firman Tuhan.

Salah satu bagian yang kita baca dalam Wahyu 10: 8-11 ini menyampaikan sebuah kenyataan yang mengejutkan, yaitu bahwa ”Firman Tuhan itu manis seperti madu, tetapi sekaligus pahit di perut”. Artinya : bahwa ketika kita menerima firman Tuhan, firman itu menjadi sesuatu yang manis dan menyenangkan karena mengandung kebenaran, tetapi di sisi lain firman itu juga memberikan rasa pahit, yaitu perasaan yang pahit karena:

  1. Firman Tuhan itu menunjukkan kesalahan dan menegur. Artinya : kita harus menjadikan firman Tuhan itu sebagai alat untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Karena itu tidaklah benar apabila kita hanya mau menerima yang manis saja dari firman Tuhan, tetapi selayaknya kitapun menerima rasa pahit dalam proses menghidupi kebenaran firman Tuhan. Itulah yang dialami oleh Yohanes di dalam pengasingannya. Di satu sisi firman Tuhan yang diterimanya terasa manis bagi Yohanes ketika taat pada firman Tuhan, tetapi di sisi lain juga Yohanes menghadapi kesendirian, kelemahan tubuh dan berbagai pergumulan berat dalam pengasingannya sebagai suatu hal yang pahit dalam hidupnya.Namun demikian Yohanes menerima firman Tuhan sebagai kekuatan baginya untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus. Ini dikarenakan bahwa Yohanes bersedia untuk menerima yang manis dan yang pahit demi memuliakan Tuhan.
  2. Tidak semua orang siap menerima berita kebenaran firman Tuhan dan bahkan menjadikan firman Tuhan justru dipandang sebagai beban yang mengekang dan memenjarakan kebebasan, sehingga menanggapi firman Tuhan sebagai sesuatu yang pahit dan menghindarinya. Bagi Yohanes sebagai seorang pemberita Injil, memberitakan firman Tuhan itu adalah sebuah keharusan sekalipun menyatakan dosa dan kesalahan demi pemberitaan panggilan pertobatan itu seperti pil pahit yang ditelan. Dan terkadang bagi yang memberitakan firman Tuhan sendiri terkadang mendapat respon yang kurang baik sehingga menjadi suatu hal yang pahit dalam hidupnya. Seperti Yohanes yang diperintahkan untuk terus menyampaikan nubuat sekalipun hal itu tidak hanya manis, tetapi juga sekaligus pahit, demikian juga setiap kita dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah yang melayani kehendak Allah, selayaknya terus menyampaikan kebenaran firman Tuhan melalui kehidupan kita; baik kata maupun perbuatan. Sebab kita tahu bahwa ini adalah panggilan dan penugasan dari Tuhan dan menjadi tanggungjawab setiap orang tertebus untuk menerima dan ”memakan” firman Tuhan serta memberitakannya. Amin.

Pokok Doa :

  1. Berdoa untuk persiapan hingga pelaksanaan kebaktian masa raya Paska yang sudah semakin dekat.
  2. Berdoa untuk kesehatian seluruh jemaat dan simpatisan GKI Coyudan Solo (termasuk Pos Kebaktian Baturan Indah, Pos Jemaat Joyotakan dan Pos Jemaat Solo Baru).