KEMULIAAN ALLAH
RENUNGAN HARIAN
GKI COYUDAN
Sabtu, 22 JUNI 2024
Ayub 37:5
“Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita.”
Ketika mendengar kisah Ayub, yang pertama kali kita ingat tentu saja adalah tentang kesalehannya. Tapi, pernahkah kita melihat dari sudut pandang yang lain? Bukan dari kesalehan Ayub ataupun ketaatan Ayub kepada Tuhan, melainkan dari cara pandang Ayub terhadap Tuhan setelah ia mengalami begitu banyak penderitaan. Jika dilihat dari awal, Ayub memang dikisahkan sebagai seorang yang saleh di hadapan Allah. Tetapi, di pasal yang ke-3, tiba-tiba Ayub mengutuki hari kelahirannya. Padahal dalam dua pasal sebelumnya Ayub terlihat tidak pernah berkeluh kesah sekalipun ia diberi cobaan. Lalu di pasal selanjutnya, yaitu pasal 4-31 (yang berisi tentang perkataan-perkataan dari teman-teman Ayub), Elifas dan Bildad mengatakan bahwa Ayub bersalah di hadapan Tuhan, sehingga penderitaannya ini adalah hukuman baginya. Sedangkan Zophar meminta Ayub untuk segera mengakui kesalahannya. Tetapi Ayub yang tidak merasa bersikap demikian, tidak mau untuk melakukannya.
Dari sini kita bisa melihat bahwa Ayub seperti sedang berusaha mencari pembenaran untuk dirinya. Ayub merasa bahwa hidupnya sudah benar, sehingga seharusnya ia tidak diberi cobaan yang begitu berat oleh Allah. Ayub merasa bahwa ia telah mengerti dan memahami Allah secara utuh. Padahal Allah bukanlah sesuatu yang bisa diteliti oleh akal manusia secara sempurna. Karena tidak ada satupun dari kita manusia yang mampu untuk mencapai sebuah pemahaman yang sempurna tentang Allah.
Kita seringkali bersikap seperti Ayub. Kita sering merasa bahwa diri kita sudah benar. Kita sering merasa bahwa diri kita sudah baik. Kita sering merasa bahwa kita telah mengerti dan memahami Allah. Bacaan kita pada hari ini yang berisi tentang perkataan dari Elihu yang terdapat dalam Ayub pasal 37, ingin menunjukkan bahwa Allah punya kendali penuh terhadap alam semesta dan kehidupan manusia. Perkataan dari Elihu ini ingin menegur Ayub, sekaligus juga ingin mengingatkan kita bahwa Allah itu punya kuasa yang begitu besar melebihi dari apa yang bisa dipikirkan manusia. Kita sebagai manusia hanya perlu mengakui akan keterbatasan kita.
Dan ketika kita diperhadapkan dengan berbagai macam kesulitan, kita hanya perlu:
1. percaya, bahwa kuasa Allah yang besar dan mulia itu akan selalu menolong kita;
2. ingat, bahwa segala macam kesulitan yang kita hadapi merupakan suatu bentuk perwujudan Allah kepada kita, agar kita bisa semakin merasakan dan mengenali kehadiran-Nya. Memang dalam hal ini Allah pasti akan terasa sebagai sosok yang begitu jauh. Tapi, hikmat-Nya akan selalu terlihat di dalam setiap karya-Nya yang kreatif.
Doa pagi:
Ya Tuhan tuntunlah kami untuk bisa semakin menumbuhkan iman percaya kami, sehingga kami bisa semakin merasakan dan mengenali kehadiran-Mu. Amin.
Carlene Evangeline