KECIL BERDAMPAK BESAR

  •  Edhi Setiawan
  •  

2 Korintus 5:6-17; Mazmur 92:1-4, 12-15; Markus 4:26-34

Perjalanan iman kita ibarat membangun sebuah taman. Sebagai manusia, kita  memimpikan sebuah taman dengan warna-warni bunga yang indah, senada dengan hamparan rumput hijau, kicau burung dan tetesan embun serta cerahnya matahari pagi. Betapa indahnya jikalau benih pelayanan yang ditabur dapat bertunas, bertumbuh dan berbuah lebat, seperti indahnya Mazmur yang kita daraskan. Persoalannya adalah apa yang terjadi dalam realita kehidupan, kadang berbeda dari rancangan kita.

Tantangan menjadi saksi Kristus adalah  saat kita tidak selalu melihat hasil yang instan, atau di sisi yang lain pelayanan yang  kita kerjakan belum menunjukkan buah yang banyak, tidak berdampak signifikan. Situasi seperti ini kadangkali menyebabkan para pelayan Tuhan berkecil hati, pesimis, frustasi, dan tidak sabar. Kita merasa tidak dapat berkontribusi, merasa gagal dan tidak ingin  lagi merespon panggilan Tuhan.

Satu hal yang sering terlupakan adalah panggilan kita berada di dalam karya agung yang dirancang oleh Allah sendiri. Dia yang mengundang kita berpartisipasi di dalam karya kasih-Nya. Oleh karena itu bukan semata-mata usaha dan pekerjaan kita yang menentukan hasil, namun  ada Tuhan yang memberi pertumbuhan. Sebagaimana taman indah yang kita impikan, tugas kita adalah menabur benih dan merawatnya, namun Allah menyediakan tanah yang subur, matahari yang bersinar, air yang cukup dan memberi kehidupan. Atas kehendak-Nya bunga-bunga aneka warna itu dapat hidup dan mekar dengan indah.

Bukan berarti pelayanan yang kelihatannya kecil, selalu tidak berdampak. Melalui perumpamaan tentang benih yang tumbuh dan perumpamaan tentang biji sesawi Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa para murid sebagai para penabur agar tidak berkecil hati terhadap hasil, karena Allah sendiri yang memberi pertumbuhan. Bahkan biji sesawi yang terlihat kecil akan menjadi sangat besar.

Ketika Tuhan mengundang kita masuk dalam karya kasih-Nya, kita mengerjakan bagian kita dengan tekun. Pada waktunya, benih yang pada mulanya terlihat kecil, akan menjadi pohon besar yang berbuah lebat.

 (Pnt. Edhi Setiawan)