GANTI "KACAMATAMU"
Renungan Harian GKI Coyudan Solo
Kamis, 16 Januari 2025
Kisah Para Rasul 8:18-24
Ganti "Kacamatamu"
Menggunakan ”kacamata” yang salah, itulah yang dilakukan Simon seorang mantan tukang sihir yang bertobat (Kisah Para Rasul 8:9, 13). Sekalipun dikatakan bahwa Simon menjadi percaya pada pemberitaan tentang Tuhan Yesus yang dilakukan oleh Filipus – bahkan sudah dibaptis – tetapi hal itu tidak otomatis membuat cara pandang Simon lepas sama sekali dari masa lalunya.
Ia yang dahulu bergantung dan hidup dari kekuatan sihir yang dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan, ternyata masih memandang bahwa kuasa-kuasa yang Tuhan anugerahkan kepada para rasul dengan ”kacamata” yang sama, yaitu untuk mencari keuntungan materi (Kisah Para Rasul 8:21, ”... hatimu tidak lurus ...”). Itulah sebabnya Simon ingin ”membeli” Roh Kudus dengan menawarkan sejumlah uang kepada rasul-rasul.
Hal inilah yang ditegur dengan sangat keras oleh rasul Petrus. Sebab karunia diberikan bukan berdasarkan kehendak manusia, apalagi demi keuntungan materi. Menawarkan sejumlah uang untuk ”membeli” Roh Kudus adalah sebuah penghinaan yang merendahkan Roh Kudus. Sebab Roh Kudus adalah pribadi Allah, bukan sekedar kekuatan yang dapat diperoleh oleh setiap orang yang berlatih atau membelinya.
Demikian halnya tanpa disadari sesungguhnya masih cukup banyak orang yang memandang kehidupan iman dengan ”kacamata” yang salah. Mengukur besarnya iman dari ”kacamata” banyaknya berkat yang diterima seseorang, atau bahkan lebih spesifik lagi dari seberapa banyak barang mewah yang dimiliki : rumah, kendaraan, jam tangan mewah, dsb.
Memang memilikinya bukan berarti dosa, tetapi berapa banyak yang kemudian jatuh pada pengejaran akan berkat-berkat itu dengan memanipulasi firman Tuhan; yang akhirnya menggeser iman mereka dan orang yang mendengarkan dan percaya kepada mereka.
Teguran rasul Petrus kepada Simon ini adalah sebuah pengingat juga bagi kita, agar kita tidak menggunakan ”kacamata” yang salah dalam menjalani kehidupan iman kita. Karena itu, ganti ”kacamata” mu dan luruskan hatimu di hadapan Allah, sehingga dapat memandang segala sesuatu dengan cara yang baru di dalam Tuhan.
Dengan meluruskan hati, sesungguhnya Roh Kudus berkenan tinggal tetap dalam kehidupan kita dan memberikan kepada kita karunia-karunia sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya bagi setiap kita masing-masing. Bukan untuk dipergunakan demi kepentingan dan keuntungan kita, tetapi untuk kemuliaan Nama Tuhan. Amin.
Pokok Doa :
1. Untuk kelancaran dan kesungguhan hati jemaat dalam mengikuti perayaan Perjamuan Kudus dalam kebaktian Minggu, 19 Januari 2025.
2. Untuk pelayanan Perjamuan Kudus Perumahan (bagi anggota jemaat yang sakit dan memiliki keterbatasan fisik).
Pdt. Lucas Adhitya Aryanto Sudarmadi