BERIMAN MEMPERJUANGKAN KEBENARAN
Bacaan: Ester 8:3-17
----------------------------------------------------------------------------
Ester pasal yang ke delapan merupakan lanjutan dari rangkaian cerita pada pasal-pasal sebelumnya. Secara garis besar menceritakan bagaimana Haman yang merupakan penjabat tinggi di istana Raja Ahasyweros Kerajaan Persia menghasut Raja agar membuat dan menyebarkan surat untuk memusnahkan orang Yahudi. Alasan Haman sebenarnya tidak mendasar karena sebenarnya Haman memiliki masalah personal dengan Mordekhai namun melebar kepada orang Yahudi. Akan tetapi kisah Haman tidak begitu panjang karena pada akhirnya ia dihukum gantung oleh Raja Ahasyweros karena dianggap mau menyetubui Sang Ratu.
Di samping itu, Ester tidak diam saja akan nasib Bangsanya yang sedang terancam karena surat sudah tersebar dan tidak dapat ditarik kembali. Dengan penuh keberanian Ester meresikokan dirinya menghadap Raja dengan memohon belas kasihan Raja agar mengeluarkan surat perintah untuk menarik kembali surat-surat hasil rencana Haman (ayat 5). Dengan pembicaraan yang cukup alot antara Raja Ahasyweos dan Ester, maka tergeraklah hati Raja dan mengabulkan permohonan Ester meskipun dengan format yang berbeda yaitu kebijakan bagi orang Yahudi untuk mempertahankan diri. (ayat 11)
Hal yang dapat kita pelajari dari kisah Ester, yaitu:
1. Ester tidak mementingkan kepentingannya sendiri (egois), malahan ia berani merisikokan dirinya demi orang lain. Ester tidak sanggup melihat Bangsa Yahudi yang merupakan Bangsanya sendiri harus terancam keberadaannya sementara ia dapat menikmati kehidupannya sebagai Ratu. Dengan demikian kita belajar untuk tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dan mencoba untuk berbelarasa dengan orang-orang lain yang membutuhkan pertolongan.
2. Ester berani dalam memperjuangkan kebenaran, padahal bisa saja ia tidak peduli terhadap orang Yahudi dan tak perlu repot-repot meresikokan dirinya. Dengan begitu keberanian Ester ini memberikan inspirasi kepada kita untuk jangan takut berbicara tentang kebenaran bahkan ketika kita diperhadapkan dengan suatu risiko, karena selalu ada penyertaan Allah pada siapa yang berani menyatakan kebenaran Allah.
Pokok Doa:
1. Jemaat yang sakit, dalam masa pemulihan, dan yang berduka.
2. Keutuhan dan kedamaian NKRI.
3. Persiapan masa Adven.
Raphael Timotius Suy