OTENTIK

  •  Nova Nathalie
  •  

Otentik adalah kata sifat yang memiliki tiga makna yaitu dapat dipercaya, asli, dan tulen. Kita pernah mendengar kalimat "Marilah kita menjadi orang yang otentik", kalimat itu berarti marilah kita menjadi pribadi yang DAPAT DIPERCAYA, menjadi pribadi yang ASLI, menjadi pribadi yang TULEN.

Menjadi otentik berarti kita dapat dipercaya dalam setiap tugas yang kita emban, dalam perkataan yang kita ucapkan, dalam kasih yang kita lakukan, dalam janji yang kita tepati, dan dalam ketepatan waktu yang kita sepakati. Menjadi otentik berarti kita berlaku asli bukan pura-pura apalagi munafik. Apa yang orang lain lihat di lingkungan kerja, lingkungan Gereja, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial, sama dengan apa yang keluarga lihat di lingkungan rumah. Menjadi otentik berarti juga apa yang kita hidupi adalah kehidupan pribadi yang tulen atau Sejati. Artinya apa yang kita lakukan, pikirkan, ucapkan berasal dari hati kita yang jujur dan tulus.

Betapa sering kita mendengar cerita tentang orang yang meninggalkan kekristenan karena terlalu kecewa dengan rekan sepelayanan, terlalu disakiti oleh anggota keluarga, terlalu muak melihat orang-orang Kristen yang munafik. Perkataannya tidak sesuai dengan tindakan atau kenyataan. Sikap hidupnya tidak jujur dan tulus.

Menjadi otentik bukan berarti kita "seadanya," karena ada juga cerita yang kita dengar mengenai orang-orang yang pahit terhadap orang Kristen akibat sikao yang "seadanya": "Aku ya begini, mau ya ditrima, ga suka ya sudah." Orang Kristen yang entah sudah berapa lama mengaku pengikut Kristus tetapi tidak ada perubahan sikap, tidak mendatangkan kebaikan, tidak mendatangkan ketenangan, dan tidak membuat orang lain ingin mengenal Kristus, malahan tidak menjadi berkat bagi sesama.

Garam tidak bisa berpura-pura menjadi asin. Karena dia pada hakekatnya memang asin. Pun demikian dengan pelita, yang fungsi utamanya adalah menjadi sumber cahaya. Kita bisa jadi otentik, kalau kita tahu siapa kita dan apa fungsi hidup kita. Bahwa kita adalah umat tebusan Allah yang lunas melalui Yesus Kristus. Dan karena AnugerahNya yang begitu luar biasa tersebut, menjadi pemantik untuk kita menjalankan fungsi sebagai pelita.

Kita membawa kedamaian bagi sekitar karena keluarga kita penuh kedamaian.

Kita melayani dengan rajin karena sudah merasakan karya nyataNya bagi dunia.

Kita mengasihi sesama dengan tulus karena sudah merasakan KasihNya.

Kita memang tidak bisa menjadi sempurna. Kita tetaplah manusia yang berdosa, lemah, dan terbatas. Tapi syukur kepada Allah yang penuh dengan belas kasihan, memampukan kita hari lepas hari untuk terus menjadi otentik. Memohon setiap saat dan bergantung pada Tuhan, karena kita akan disebut BERBAHAGIA (Mazmur 112).